Jumat, 15 Agustus 2008

Kelelahan Dalam Olahraga

KELELAHAN DALAM OLAHRAGA


Abstrak: Kelelahan merupakan faktor penting yang akan dialami oleh setiap seseorang ketika beraktivitas. Dalam olahraga kelelahan akan dialami oleh atlet ketika melaksanakan program latihan. Tujuan dari penulisan ini adalah agar pelatih, guru olahraga dan atlet dapat memahami hal-hal yang dapat menyebabkan kelalahan ketika melaksanakan program pelatihan. Selain itu, dalam merencanakan program pelatihan atau ketika melaksanakan program pelatihan tidak membebankan organ tubuh secara berlebihan, sebab dampak dari kurangnya pemahaman tentang kelelahan ketika merencanakan program atau ketika melaksanakan program latihan akan menimbulkan cidera. Isi dari penulisan ini terdiri atas pengertian kelelahan, cirri-ciri dan penyebab kelelahan, system saraf , system pencernaan, dan solusi mengatasi kelelahan.


Kata-kata kunci: Kelelahan, dalam Olahraga


  1. Pendahuluan

Kelelahan bisa terjadi pada setiap orang. Rasa lelah tidak hanya dialami oleh manusia yang berusia lanjut saja, tetapi juga pada manusia dewasa atau remaja, atau bahkan terjadi pada anak-anak. Sehingga seringkali kita melihat anak bayi yang dibawa ke tukang pijat setelah bayi tersebut diajak berpergian jauh. Para orang tua berpikiran bahwa bayi mereka kelelahan.

Kata kelelahan bisa diistilahkan dengan kecapekan, kepenatan, atau kepayahan. Tidak ada hal yang signifikan yang membedakan istilah-istilah itu. Semua istilah tersebut, secara umum, mengacu pada kondisi tubuh yang tidak bertenaga lagi karena aktivitas yang begitu tinggi. Selain itu, ada rasa yang tidak nyaman dan sakit ketika akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan otot. Dengan demikian, semua istilah tersebut sama pengartiannya. Dalam tulisan ini akan digunakan satu istilah saja yakni kelelahan.

Rasa lelah sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Secara umum, makna lelah (seperti yang telah dijelaskan di atas) bisa berarti hilangnya tenaga dari tubuh sehingga tubuh tidak lagi mampu beraktivitas. Sehingga dari pengertian ini bisa disimpulkan bahwa kelelahan disebabkan karena otot yang tidak mampu menghasilkan tenaga. Hal ini sangat berkaitan dengan pembakaran energi yang menghasilkan tenaga. Metabolisme tubuh, dalam hal ini, tentulah berkaitan dengan pencernaan. Pencernaan ini berkaitan dengan sistem dan enzim yang turut berperan di dalamnya. Dengan demikian, kelelahan seperti yang disebabkan oleh aktivitas fisik yang membutuhkan energi tinggi.

Selain aktivitas fisik, aktivitas otak yang diwujudkan dalam aktivitas berfikir juga turut menciptakan kelelahan. Hal ini disebabkan karena dalam aktivitas berfikir juga membutuhkan energi yang masuk ke otak untuk tetap berproses. Jika energi yang masuk ini kurang, tentu saja akan terjadi ketimpangan. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan, yang juga berpengaruh pada kondisi fisik seseorang. Berikut ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian kelelahan, ciri dan penyebab kelelahan, serta solusi dalam mengatasi kelelahan.


Pengertian Kelelahan

Pemaknaan kelelahan, sudah sedikit dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Menurut Edward (Joni, 1989: 54), ada hal yang membingungkan dari pengertian kelelahan. Pengertian kelelahan secara umum diartikan dengan: “meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan tenaga; perasaan tidak enak atau rasa nyeri karena kegiatan otot; atau merasa lemah/tidak mampu menghasilkan tenaga.” Pengertian-pengertian semacam itu dianggap membingungkan karena bila ditinjau secara fisiologis, kajian tersebut tidak jelas. Ketidakjelasannya adalah “bagaimana bisa kelelahan itu dimaknai dengan meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan tenaga?” padahal peningkatan usaha dalam mempertahankan tenaga, yang tentu saja berkaitan dnegan otot, bisa merupakan suatu bentuk latihan yang memang terprogram seperti itu. Sedangkan pengertian kedua, yakni “rasa tidak enak atau nyeri karena kegiatan otot” juga snagat kabur. Pengertian “tidak enak” tidak bisa ditentukan secara kuantitatif, sehingga pengertian ini bersifat subyektif sekali. Sedangkan pengertian “rasa nyeri karena kegiatan otot” bisa jadi karena ada cedera, sehingga bukan karena kelelahan. Kemudian pengertian terakhir, yakni “merasa lemah/tidak mampu menghasilkan tenaga” juga tidak bisa diterima begitu saja. Kata “tidak mampu” akan bermakna beda bagi tiap orang. Misalnya, seorang anak kecil yang diminta mengangkat barang berat dan tidak bisa mengangkatnya, karena dianggap tidak memiliki tenaga. Dan hal ini berbeda dengan orang dewasa yang dianggap mampu menghasilkan tenaga, sehingga bisa mengangkat barang yang berat itu. Oleh karena itu, apakah dnegan demikian, kelelahan hanya terjadi pada anak kecil saja dan tidak terjadi pada orang dewasa? Kekaburan makna yang demikian inilah Edward (Joni, 1989: 54) disangkal dan diberi pengertian yang lebih spesifik sesuai dengan tinjauan fisiologis. Ia mengartikan kelelahan dengan: 1. lemahnya unjuk kerja intelektual(intellectual performance), 2. lemahnya unjuk kerja motorik, 3. meningkatnya aktivitas EMG (electromyography) di dalam suatu unjuk kerja, 4. rendahnya frekuensi power spectrum EMG, dan 5. kegagalan menghasilkan tenaga (force).

Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa kelelahan merupakan lemahnya unjuk kerja intelektual (tentu saja berkaitan dengan mental); lemahnya unjuk kerja motorik; meningkatnya aktivitas EMG dan rendahnya frekuensi power spektrumnya (berkaitan dengan kondisi dan sistem tubuh), dan kegagalan menghasilkan tenaga (yang berkaitan dengan baik fisik maupun mental). Jadi secara garis besar kita bisa pilahkan menjadi 2 macam kelelahan, yakni kelelahan fisik dan mental, yang keduanya juga sangat berkaitan.

Di sisi lain, seorang terkadang merasa lelah dengan fisik saja sehingga dengan kelelahan semacam ini, orang bisa mengistirahatkan tubuhnya dan setelah itu terasa segar kembali. Namun, ada juga seseorang yang lelah secara mental dan tidak bisa diberi perlakuan yang sama dengan lelah fisik. Ada juga mereka yang merasa lelah kedua-duanya, baik fisik maupun mental. Istilah kelelahan seperti itu mendapat istilah khusus, yakni burnout (Republika, 5 Agustus 1993). Burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan yang meningkat. Dari penjelasan ini, kelelahan yang terjadi tidak ditinjau dari sisi fisiologis tetapi dari aspek psikologisnya. Namun demikian tidak ada salahnya jika kita meninjau sedikit dari sisi psikologis yang tentu saja akan mempengaruhi sistem fisiologis seseorang.

Istilah lain yang masih berhubungan dengan kelelahan adalah CFS (Chronic Fatigue Syndrome) atau sindrom kelelahan kronis. Kelelahan ini tidak seperti kelelahan yang kita alami setiap hari. Rasa lelah ini datang dan tidak berhenti walaupun telah istirahat selama beberapa malam. Kelelahan ini menguras energi dan bertahan beberapa bulan bahkan sampai bertahun-tahun (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif). Istilah yang masih setara dengan CFS adalah FMS (Fibromyalgia syndrome). Baik CFS atau FMS bukan merupakan suatu penyakit. Itu hanya suatu sindrom. Dan untuk mendiagnosis CFS atau FMS, tidak bisa dilakukan melalui tes darah sebab gejala-gejalanya tidak bisa langsung ditentukan begitu saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengalami CFS atau FMS menunjukkan adanya kerusakan pada sistem syaraf, termasuk ketidaknormalan produksi neurotransmitter. Hal inilah yang menyebabkan munculnya gangguan pada aktivitas tidur, rasa pegal-pegal di sekujur tubuh dan fungsi kekebalan (http://www.Chronic Fatique_files\skinrenewHealth.jpg). Berbagai macam istilah dan pengertian di atas tetap merupakan satu bentuk kelelahan. Sehingga semua pembahasan berikut ini akan mengacu kelelahan saja, apapun itu bentuknya.


Ciri-Ciri dan Penyebab Kelelahan

Sutjipto (2001) menyimak kelelahan yang secara psikologis bisa terjadi karena mereka suka bekerja keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, merasa terjebak, kesedihan mendalam, merasa malu dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan perasaan lelah dan tidak nyaman, yang pada gilirannya meningkatkan rasa kesal dan lingkaran terus menerus berlanjut sehingga dapat menimbulkan kelelahan fisik, kelelahan mental dan kelelahan emosional.

Penjelasan di atas bisa dilihat jika seorang atlet yang sudah merasa tidak punya harapan atau malu dalam performance(unjuk kerja)nya, maka akan pengaruh pada penampilan fisiknya. Atlet tersebut menjadi tidak maksimal atau merasa cepat lelah. Tidak hanya lelah secara fisik saja, namun juga mental. Berikut ini ciri-ciri kelelahan yang juga masih dalam tulisan Sutjipto (2001).

  • .Kelelahan emosi dicirikan antara lain dengan: rasa bosan, mudah tersinggung, sinisme, perasaan tidak menolong, ratapan yang tiada henti, tidak dapat dikontrol (suka marah), gelisah, tidak peduli terhadap tujuan, tidak peduli dengan orang lain, merasa tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa, sedih, tertekan, dan tidak berdaya.

  • Kelelahan mental dicirikan antara lain dengan: merasa tidak berharga, rasa benci, rasa gagal, tidak peka, sinis, kurang bersimpati kepada orang lain, mempunyai sikap negatif terhadap orang lain, cenderung merasa bodoh dengan diri sendiri, pekerjaan dan kehidupannya, acuh tak acuh, pilih kasih, selalu menyalahkan, kurang bertoleransi terhadap orang yang ditolong, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, konsep diri yang rendah, merasa tidak cakap, merasa tidak kompeten, dan tidak puas dengan jalan hidup.

Selain ciri emosional dan mental, kelelahan juga bisa dilihat secara fisik, yakni: sakit kepala, demam, sakit punggung (rasa ngilu), rentan terhadap penyakit, tegang otot leher dan bahu, sering terkena flu, susah tidur, mual-mual, gelisah dan perubahan pada kebiasaan makan. Sedangkan energi fisik dicirikan seperti energi yang rendah, rasa letih yang kronis dan lemah.

Bila kelelahan seperti itu tidak segera diatasi maka akan berkembang menjadi suatu sindrom, seperti yang telah dipaparkan di atas, yakni CFS atau sindrom kelelahan kronis. CFS muncul dengan gejala: gangguan susah tidur, terasa perih pada limfa, tenggorokan sakit, susah mengingat (bermasalah dengan ingatan jangka pendek) dan rasa pegal-pegal serta sakit-sakit di badan (http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg). Rasa pegal-pegal yang dirasakan penderita CFS seringkali dirasakan sebagai rasa sakit di sekujur tubuh. Segala sesuatu yang menyentuh tubuh terasa sakit, bahkan sprei tempat tidurpun terasa sakit, ketika bersentuhan dengan tubuh (http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif).

Secara garis besar, pengaruh atau hal yang mempengaruhi kelelahan adalah sistem syaraf dan pencernaan. Joni (1989: 54-60) menjelaskan bahwa kelelahan bisa jadi karena adanya kegagalan salah satu atau keseluruhan dari perbedaan mekanisme neuromusculer yang terlibat di dalam kontraksi otot. Kegagalan tersebut bisa dikarenakan:

  • syaraf motor yang mensyarati serabut-serabut otot di dalam kesatuan motor untuk mengirim rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses)

  • persimpangan neuromuscular (neuromuscular junction) memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot.

  • sistem syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan ke otot.

  • Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga

Dari keempat penyebab di atas, poin 1-3 tentu berkaitan dengan sistem syaraf dan yang ke-4 berkaitan dengan metabolisme tubuh yang tentu saja berkaitan dengan pencernaan yang menghasilkan tenaga. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas tentang kelelahan yang berkaitan dengan sistem syaraf dan pencernaan.


Sistem Syaraf

Dr. George Edward (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif) melihat kelelahan ini sebagai suatu ketidakberesan sistem syaraf serta kondisi tubuh yang lemah. Sehingga ia menamakan kelelahan ini dengan “neurasthenia”. Pendapat lebih detail lagi berkaitan dengan syaraf yang memancarkan rangsangan-rangsangan adalah bahwa kelelahan disebabkan karena adanya ketidaknormalan produksi neurotransmitter. Ketidaknormalan ini dipengaruhi oleh myofascia. Myofascia adalah semacam jaringan penghubung yang membuat tubuh kita bisa berdiri dan melakukan aktivitas. Myofascia terdapat pada jaringan-jaringan otot. Myofascia berfungsi ketika jaringan-jaringan dalam tubuh kita keras atau tipis. Ketika kita mengalami kelelahan, maka jaringan tersebut menipis dan tentu saja semakin keras. Oleh karena itu, myofascia tidak dapat menyampaikan atau menerima pesan neurotransmitter seperti pada saat kondisi tubuh sehat. Dengan demikian komunikasi antar jaringan tubuh ini akan terganggu (http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif).

Selain berkaitan dengan neurotransmitter, kelelahan bisa juga muncul sebagai akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh. Di dalam otak ada yang disebut dengan hypothalamus. Hypothalamus adalah getah yang mengatur otak. Hypothalamus memproduksi hormon yang disebut corticotrophin. Corticotrophin kemudian merangsang kelenjar getah adrenalin yang ada di ujung atas ginjal. Apabila hypothalamus ini tidak berfungsi, maka tidak akan tersedia cukup corticotrophin, sehingga tidak bisa memproduksi hormon adrenalin sebagai hormon tekanan utama dalam tubuh. Dengan demikian biasanya orang yang mengalami kelelahan memiliki tekanan darah rendah dan sistem kelenjar endokrin yang buruk. Selain itu, mereka biasanya memiliki permasalahan dengan sistem pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi yang dihasilkan oleh pencernaan tidak ada (http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg).

Masih juga berkaitan dengan syaraf, Dr. Erling (Joni, 1989: 62) telah melakukan beberapa eksperimen pada peranan sistem syaraf terhadap kelelahan otot lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan otot, tempat terjadinya gangguan di dalam daerah sekitarnya dalam mengembalikan sinyal/isyarat ke sistem syaraf pusat (otak) melalui syaraf sensorik. Dalam putaran ini, otak mengirimkan sinyal penghambat ke sel-sel syaraf di dalam sistem motorik, dan menyebabkan menurunnya kerja otot. Selama istirahat penuh, daerah yang mendapat gangguan cenderung menyimpan kembali sinyal tersebut di dalam otot, dan kelelahan bersangsur-angsur menjadi berkurang, atau tidak nampak. Kalau pengalihan kegiatan dilakukan selama periode istirahat, sinyal lain dari perifer atau dari otak itu sendiri akan mengenai daerah fasilitator otak. Sebagai akibatnya, impuls-impuls fasilitator akan dikirimkan ke sistem motorik, menyebabkan untuk kerja lebih baik atau mempercepat pulih asal dari kelelahan.

Dengan beberapa penjelasan di atas, jelas sekali bahwa sistem syaraf turut berperan dalam kelelahan. Penyampaian sinyal/rangsangan yang tidak bisa berjalan normal, sehingga disebut ketidaknormalan, akan mengganggu sistem kerja syaraf yang kemudian oleh otot tidak bisa direspon. Oleh karena itu, tidak ada konektivitas antar syaraf sehingga informasi yang harusnya tersampaikan menjadi terhambat. Hal inilah yang memunculkan gerak unjuk kerja lemah. Dengan demikian tubuh akan merasakan kelelahan.


Sistem Pencernaan

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri dari hidup kita adalah makan. Makan adalah sumber energi tubuh untuk berunjuk kerja. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diolah dengan menggunakan beberapa enzim yang akan mengubah makanan menjadi energi. Orang yang mengalami kelelahan biasanya memiliki masalah dengan enzim-enzim tersebut. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang kekurangan/ketiadaan enzim dalam proses metabolisme tubuh, ada baiknya kita paparkan tentang proses pencernaan yang disebut glycolisis. Glycolilsis merupakan bentuk perubahan zat-zat makanan yang diolah menjadi glucose yang digunakan dalam melakukan aktivitas atau dikatakan sebagai sumber energi. Berikut ini uraiannya.

Karbohidrat makanan yang merupakan energi masuk ke dalam tubuh melalui proses yang kompleks, seperti disaccharides, dan zat tepung (amylase dan amylopectin) serta glycogen. Polymer cellulose juga dikonsumsi tapi tidak dicerna. Langkah pertama dalam metabolisme karbohidrat adalah perubahan/penggubahan polymer yang kompleks menjadi lebih sederhana, bentuk- bentuk yang dapat dicerna/larut disebarkan melalui dinding-dinding usus dan dikirim ke semua jaringan. Pemecahan polymer gula dimulai di mulut. Air liur memiliki zat asam rendah, yakni pH=6,8 dan terdapat pula lingual amylase, yakni zat yang memulai pencernaan karbohidrat. Reaksi lingual amylase terbatas hanya pada mulut dan tenggorokan, dan sebenarnya lingual amylase tidak diaktifkan karena derajat keasaman di perut jauh lebih tinggi. Ketika makanan telah sampai di perut, terdapat penurunan zat acid hydrolysis, namun gastric protasea dan lipases membantu proses pembentukan protein dan lemak secara berturut-turut. Campuran dari pembuangan gastric, air liur dan makanan yang disebut “chime”, bergerak menuju usus kecil.

Enzim polymer-carbohidrate pada usus kecil disebut -amylase. Enzim ini dikeluarkan oleh pankreas dan memiliki aktivitas yang sama seperti salivary amylase, memproduksi disaccharides, dan trisaccarides. Kemudian diubah ke dalam monosaccarides. Oleh saccharides usus, termasuk maltase yang menghidrolisis disaccharides dan trisaccarides, sucrase, lactase dan trehalose (enzim ini bertanggung jawab terhadap penurunan disaccharide-. -trehalose akan menghasilkan sub-lapisan untuk glucose jika suatu enzim ditemukan pada sejumlah banyak organisme dan hubungan antara enzim terlihat dan terjaga selama masa evolusi). Hasil bersihnya adalah perubahan yang hampir sempurna dari karbohidrat yang dapat dicerna menjadi monosaccharides. Glukose yang dihasilkan dan karbohidrat sederhana yang lain diangkut melalui dinding usus ke dalam aliran urat darah, kemudian menuju ke sel-sel lain. Di dalam sel-sel dan jaringan-jaringan tersebut, karbohidrat dan glukose dirubah ke dalam bentuk fatty acid, amino acid, dan glycogen, atau dioksidasi oleh beberapa proses catabolic sel.

Glukose melewati/menembus membran plasma sel usus dengan menggunakan pengangkut Na+/glucose yang membiarkan ion-ion sodium dan glukose masuk ke dalam sel secara bersama-sama (yakni, kedua molekul melewati membrane dengan arah yang sama: symporter). Ion-ion sodium menurunkan peningkatan konsentrasi mereka, sedangkan molekul glukose ditingkatkan. Ion-ion sodium dipompa kembali keluar sel dengan Na+/K+ATPase untuk mempertahankan tingginya konsentrasi. Glukose kemudian dikeluarkan ke dalam aliran darah melalui glucose transporters (GLUT 5) pada membran dasar dari sel endothelial. Lima pengangkut glukose (GLUT 1,2,3,4,5) yang ada pada mamalia mamiliki ciri-ciri kinetik yang berbeda, namun semua terdiri dari satu polypeptide dengan ciri-ciri 12 transmembrane – wilayah ruang gerak.

GLUT 1 dan 3 ada pada hampir semua sel mamalia dan memiliki a km untuk glukose 1 mM. Jika tingkat serum glukose normal, yakni pada rentang 4-8 mM maka protein-protein tersebut akan mengangkut gula pada rata-rata konstan/tetap. Oleh karena itu, mereka/protein-protein ini menunjukkan pengambilan dengan cepat glukose dasar. GLUT 2 ada pada sel hepatocytes dan pancreatic B. Untuk glukose dengan km yang sangat tinggi (15-10 mM) maka akan diyakini bahwa glukose akan masuk dengan cepat ke dalam hepatocytes untuk penyimpanan hanya dalam waktu yang lama. Pankreas akan merasakan glukose melalui GLUT 2 dan menyesuaikan tingkat insulin. GLUT 4 ada pada jaringan sensitif insulin (otot dan adypocytes). GLUT 4 memiliki nilai a km = 5 mM. Pengangkut ini bertahan pada gelembung-gelembung dalam sel dan mencapai membran plasma ketika ada insulin.

Oksidasi glukose disebut dengan glycolysis. Glukose dioksidasi ke dalam/menjadi laktat atau pyruvate. Dalam konsisi aerobic, produk dominan dalam kebanyakan jaringan adalah pyruvate dan dalam jalan prosesnya disebut jaringan glycolysis aerobic. Ketika oksigen dihabiskan, seperti misalnya untuk olahraga keras dan dalam jangka waktu yang lama, maka produk glikolitik yang dominan pada beberapa jaringan adalah laktat dan proses ini disebut glycolysis anaerobic.

Energi yang Dihasilkan dari Oksidasi Glukose

Glycolysis aerobic dari glukose menjadi pyruvate, membutuhkan 2 ATP yang sama untuk mengaktifkan prosesnya, dengan produksi berikutnya adalah 4 ATP yang sama dan 2 NADH yang sama. Oleh karena itu, konversi satu mol glukose menjadi 2 mol pyruvate diikuti oleh produksi yang bersih dari 2 mol tiap ATP dan NADH.


Glukose+2ADP+2NAD+2Pi2 pyruvate+2ATP+2NADH+2H+


NADH yang dihasilkan selama proses glycolysis digunakan sebagai bahan bakar untuk memadukan ATP mitochondrial melalui oxidative phosphorylation, dengan menghasilkan 2 atau 3 ATP yang sama, tergantung pada apakah glycerol phosphate shuttle atau malate-aspartate shuttle yang digunakan untuk mengangkut elektron-elektron dari cytoplasmic NADH ke dalam mitochondria. Hasil yang menguntungkan dari oksidasi 1 mol glukose dan 2 mol pyruvate adalah 6 atau 8 mol ATP. Oksidasi sempurna dari 2 mol pyruvate melalui siklus TCA, menghasilkan 30 mol ATP tambahan; sehingga total yang dihasilkan adalah 36 atau 38 mol ATP dari oksidasi sempurna 1 mol glukose ke dalam CO2 dan H2O.

Reaksi Glycolysis pada Individu

Jalan proses glycolysis dapat dilihat dengan melalui 2 fase yang berbeda. Yang pertama adalah fase kimiawi utama yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Fase kedua disebut dengan fase penghasilan energi. Pada fase pertama, 2 ATP yang sama digunakan untuk mengubah glukose menjadi fructose-1, 6-biphosphate (F-1, 6-BP). Pada fase kedua, F-1, 6-BP diturunkan menjadi pyruvate dengan produksi 4 ATP yang sama dan 2 NADH yang sama. (http://www.Anaerobic Glycolysis_files\GLYCOL.gif).


Setelah melihat proses pencernaan di atas, maka kita melihat betapa kompleksnya tubuh kita. Lalu bagaimana dengan orang yang mengalami kelelahan? Ada beberapa pembahasan berkaitan dengan pencernaan dan kelalahan dengan memandang dari sudut pandang tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa tubuh kita secara alamiah mengutamakan pencernaan untuk memproduksi makanan yang disalurkan ke seluruh tubuh sehingga tetap hidup. Namun, jika tubuh tidak bisa menyerap makanan tersebut, maka ada masalah dengan enzim amylase. Enzim amylase merupakan enzim pencernaan yang menjaga karbohidrat dan zat tepung yang kita konsumsi, sehingga tubuh kita bisa menggunakannya sebagai bahan bakar energi. Mereka yang mengalami kelelahan, tidak memiliki amylase dan satu zat lagi, yakni lipase. Lipase merupakan enzim yang dibutuhkan untuk mempercepat proses pencernaan. Ada semacam rangkaian reaksi yang terjadi berkaitan dengan kelelahan, yakni dengan kurangnya enzim lipase, biasa akan meningkatkan zat asam laktat (lactat acid) dan ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan tubuh kita kekurangan enzim lain yang dibutuhkan agar tubuh kita sehat, yakni protease. Sehingga dengan demikian kelelahan bisa terjadi karena kurangnya 3 enzim, yakni amylase, lipase dan protease (http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif).

Berkaitan dengan zat asam laktat/pH dalam tubuh, jika pH ini terlalu kurang atau terlalu banyak juga tidak baik untuk tubuh. Protein akan terbentuk jika pH ada pada rentang normal. Kalau dilihat dari struktur protein setelah metabolisme, maka akan diketahui bahwa dengan masukan ion seperti H+ yang cukup tinggi maka akan sangat membantu terhadap perubahan protein. Adanya perubahan bentuk protein akan mempermudah kerja organ-organ tubuh. Selain itu, penting untuk diingat bahwa tingkat derajat yang berbeda/berubah-ubah akan mempengaruhi protein dalam sel. Sehingga turunnya pH secara umum akan berefek negatif terhadap fungsi-fungsi organ sel tubuh (KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross Worcester, M.A 01610, kprestwi @holycross.edu). Untuk skala pH adalah sebagai berikut:

  • pH = 7 adalah netral. Masih ada banyak ion-ion H+ larutan pH di tubuh kita secara normal adalah 7 dan rentangnya sampai dengan 7,4. Tubuh kita akan memiliki derajat keasaman yang tinggi jika pH-nya menjadi 6.

  • pH = 7 – 0 meningkatnya derajat keasaman.

  • pH = 7 -14 menigkatnya alkalin dalam tubuh dan terdapat H+ yang sangat sedikit dan harus ada yang memindahkan H+ ke dalam larutan

Secara numerik, penghitungan pH adalah pH = - log [H+].

Contoh:

  • Jika [H+] = 0,000001 mols/liter air (yakni 10-7 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-7]

pH = - [-7]

pH = 7

  • Jika [H+] = 0,0001 mols/liter air (yakni 10-5 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-5]

pH = - [-5]

pH = 5

  • Jika [H+] = 0,1 mols/liter air (yakni 10-1 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-1]

pH = - [-1]

pH = 1

  • Jika [H+] = 0,0000000001 mols/liter air (yakni 10-10 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-10]

pH = - [-10]

pH = 10

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa semakin rendah pH maka semakin tinggi [H+]. Oleh karena itu, nilai pH rendah berhubungan dengan tingkat keasaman yang tinggi dan banyaknya ion-ion hidrogen (KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross Worcester, M.A 01610, kprestwi @holycross.edu).

Pada anaerobik glikolisis diproduksi satu molekul pH untuk tiap ATP yang dihasilkan. Pada olahraga berat, maka dibutuhkan banyak ATP, sehingga dibutuhkan banyak asam laktat (pH) dan setiap protein dipengaruhi oleh protein kontraktil. Pemompaan protein dan enzim-enzim glikolitik akan meningkat bersama-sama dengan meningkatnya [H+] yang muncul saat berolahraga. Dengan peningkatan tersebut, maka akan meningkatkan sintesis/perpaduan lebih banyak ATP dan semakin meningkatkan kesulitan dalam membentuk dan memecahkan jembatan penghubung (impuls-impuls pada neurotransmitter), membuat performance akan menurun. Dan sebagaimana diketahui bahwa semakin tinggi [H+] maka semakin rendah pH. Jika seseorang memiliki pH rendah maka akan ada rasa panas dalam otot-otot dan efek yang dapat dilihat adalah dalam performance. pH yang terlalu rendah ini menyebabkan kelelahan (http://www.Anaerobic Glycolysis.htm).

Dalam proses glikolisis, glukose yang dibentuk menjadi glikogen akan menjadi granule/biji kecil yang kuat tersimpan dalam sarkoplasma yang memberikan energi sewaktu-waktu dibutuhkan dan dapat dimetabolisme secara tepat (http://www.Anaerobic Glycolysis.htm). Jika kita melakukan latihan/olahraga yang lama (misalnya 30 menit – 4 jam) simpanan glikogen otot di dalam serabut otot akan terpakai dan jika tidak ada masa istirahat maka akan terjadi pengosongan glikogen. Karena pengosongan glikogen yang demikian hebat, maka menyebabkan kelelahan kontraktil. Meskipun terdapat asam lemak bebas (free fatty acid) dan glikogen (dari hati), namun tidak mencukupi untuk aktivitas gerak otot (Joni, 1989: 60).


Solusi Mengatasi Kelelahan

Dari beberapa penyebab munculnya kelelahan di atas, kita mengetahui bahwa secara umum penyebab munculnya kelelahan ada 2, yakni: berkaitan dengan syaraf dan pencernaan. Kelelahan bukan merupakan suatu penyakit, oleh karena itu tidak dibutuhkan obat-obat khusus. Cara yang dilakukan untuk mengatasi kelelahan adalah dengan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Dengan memberikan enzim yang dibutuhkan oleh tubuh kita (seperti amylase, lipase dan protease) maka akan memberikan makanan bagi tubuh kita, membantu membersihkan racun-racun dalam darah, mendukung sistem pencernaan, memperkuat pankreas dan memberikan senjata bagi tubuh untuk melawan rasa sakit dan memulihkan kesehatan kita. Cara untuk kita bisa memperbaiki jaringan tubuh adalah:

  • membersihkan darah dan menjaga organ-organ tubuh bekerja dengan baik, dan,

  • memakan makanan yang cukup gizi sehingga tubuh bisa menyerap apa yang kita makan.

Jika tidak dilakukan perbaikan-perbaikan maka mereka yang mengalami kelelahan akan merasakan tubuhnya semakin melemah dan melemah (http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif).

Dr. George Beard (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif) menyarankan bahwa dalam mengatasi kelelahan, bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • makan makanan yang seimbang

  • istirahat yang cukup

  • olahraga ringan yang tidak menimbulkan kelelahan

  • mengatur diri sendiri, baik secara fisik, emosional, dan intelektualitas, karena terlalu banyak stress dapat menyebabkan tanda-tanda kelelahan muncul.

Kelelahan bisa dikarenakan kekebalan tubuh yang lemah (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif). Kekebalan bisa terjadi karena kualitas tidur yang buruk. Mereka yang kualitas tidurnya buruk, biasanya memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan ketidakberdayaan. Masalah-masalah tersebut biasanya muncul dalam bentuk gangguan perilaku, kesulitan belajar, dan menjadi sensitif. Oleh karena itu, kelelahan bisa diatasi dengan tidur yang cukup. Karena tidur diperkirakan tidak hanya untuk kekebalan tubuh, tetapi juga pertumbuhan fisik (bagi anak-anak), perkembangan otak, proses pengolahan informasi, memori, dll (http://www.cybermed.cbn.net.id/detil.asp, kategori=-Food&newsno=461).

Selain istirahat, pemberian suplemen makanan juga sangat dibutuhkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa NADH adalah senyawa yang dibuat secara alamiah dalam makanan. Senyawa ini memegang peranan yang penting dalam proses dimana makanan itu diubah menjadi energi. NADH singkatan dari nicotinamide adenine dinucleotide. NADH merupakan senyawa kimia yang mengawali terbentuknya ATP. ATP yang merupakan singkatan dari adenosine triphosphate adalah senyawa yang memberikan tenaga pada tubuh. Jadi, kedua senyawa ini memiliki keterkaitan erat. NADH yang bisanya muncul secara alamiah pada makanan, biasanya ada pada daging. Sehingga jika orang yang mengalami kelelahan dianjurkan untuk mengatasi pola dan menu makanan. Dengan demikian, penanganannya disebut sebagai pemberian suplemen makanan bergizi dan bukan pemberian obat-obatan. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan disarankan juga untuk melakukan olahraga tertentu, mengkonsumsi vitamin dan antibiotik, serta melakukan terapi tidur. Sekarang sudah banyak pil-pil suplemen untuk merangsang tumbuhnya NADH (http://www.Chronic Fatique_files\skinrenewHealth.jpg).

Berkaitan dengan pemberian vitamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin B1, ternyata tidak hanya bermanfaat untuk beri-beri tapi juga memperbaiki metabolisme karbohidrat dan menghasilkan tenaga dan mengurangi penumpukan asam laktat pada otot yang mengalami kelelahan. Hasilnya, orang yang mengkonsumsinya dalam jumlah cukup akan merasa fit atau tidak lesu lantaran kurang tenaga (http://www.indomedia.com/Intisari/1998/ desember/b-nyeri-htm).

Selain vitamin, konsumsi susu juga turut membantu dalam mengatasi kelelahan. Yogurt yang merupakan jenis susu fermentasi memiliki zat gizi utama, yakni karbohidrat (laktosa), protein (kasein) dan lemak. Zat-zat gizi ini telah diuraikan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana oleh bakteri asam laktat, sehingga perubahan ini menjadikan yogurt mudah dicerna, sehingga tidak memboroskan persediaan energi tubuh. Oleh karena mudah dicerna, yogurt bisa dikonsumsi dengan makanan yang mudah dicerna, yakni buah-buahan. Sebaiknya utamakan buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti stroberi, mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, rambutan, nanas, dll. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi lebih banyak. Zat besi memegang peranan penting dalam proses metabolisme energi. Sehingga dengan mengkonsumsi yogurt dan buah-buahan yang kaya vitamin C akan membuat tubuh lebih bertenaga dan menghilangkan kelelahan (http://www.home.unpar.ac.id/aloysius/paper-51.PDF#-search=’kelelahan’).

Selain kelelahan disebabkan karena kurangnya enzim, juga karena ketidakseimbangan pH. Ada satu sistem yang mengatasi ketidakseimbangan pH, yakni buffer. Buffer menjaga sesuatu sebagaimana mestinya. Buffer menyangga ayunan yang berlawanan. Buffer tersebut melindungi, melengkapi dan memproteksi. Jika kita melihat kertas tes pH, misalnya untuk kolam renang, maka kita akan tahu pada bagian kertas yang menunjukkan jumlah pH dan total alkaniti. Misalnya, di kolam renang tersebut kertas menunjukkan pH 2,7, namun total alkanitinya rendah, maka dengan pH 2,7 tersebut dianggap terlalu asam atau terlalu alkalin. Hal yang sama bisa juga terjadi pada manusia. Bisa dikatakan bahwa pH dapat diketahui terlalu asam jika alkalinnya rendah. Kuncinya adalah keseimbangan pH dan level total alkaniti. Tubuh dikatakan memiliki buffer yang baik jika terdapat konsentrasi ion yang bagus untuk mempertahankan pH yang memiliki rentang ideal untuk bagian lain (alkaniti) yang diukur (http://www.pH Buffer System_files\_blnk.gif).

Dari paparan di atas jelas terlihat bahwa solusi dalam mengatasi kelelahan bukanlah obat-obatan, namun hanya mengatur pola makan dan hidup. Pola makan bisa diatasi dengan memakan makanan yang kaya gizi dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, Sedangkan pola hidup bisa diatasi dengan pola tidur yang teratur dan cukup, serta berpikiran sehat.


Simpulan

Kelelahan merupakan hal biasa terjadi pada setiap orang. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem pencernaan yang kurang bagus, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa diserap. Dengan demikian tidak ada energi yang terbentuk. Selain itu, kelelahan bisa terjadi karena ketidaknormalan impuls-impuls syaraf yang mentransmisikan rangsangan.

Kelelahan tidak boleh dibiarkan begitu saja, sebab bisa berakibat fatal. Orang yang mengalami kelelahan yang kronis, terapinya membutuhkan waktu yang sangat lama, tidak hanya berbulan-bulan tapi bisa juga bertahun-tahun. Cara mengatasi kelalahan ini bisa dengan memperbaiki sistem syaraf dan sistem pencernaan. Pembenahan sistem syaraf bisa dilakukan melalui proses pengaturan pola hidup, yakni dengan tidur yang cukup dan selalu berusaha mengatur diri sendiri secara emosional dan intelektualitas. Sebisa mungkin menghindari stress yang dapat dengan mudah menimbulkan kelelahan. Pembenahan pencernaan bisa dilakukan melalui terapi makanan, yakni dengan makan makanan yang bergizi, minum susu, makan buah-buahan, dan mengkonsumsi vitamin. Sekarang ini sudah banyak disediakan suplemen-suplemen makanan yang membantu tubuh dalam metabolisme sehingga, zat-zat yang dibutuhkan terpenuhi semua.


Sumber Rujukkan

Joni, Raka. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: P2LPTK


Republika, 5 Agustus 1993


Sutjipto.2001.http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/apakah_anda_mengalami_burnout.htm


http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg


http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif


http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif


http://www.Chronic Fatique_files\skinrenewHealth.jpg


http://www.Anaerobic Glycolysis_files\GLYCOL.gif


http://www.pH Buffer System_files\_blnk.gif


KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross Worcester, M.A 01610, kprestwi @holycross.edu


http://www.Anaerobic Glycolysis.htm


http://www.indomedia.com/Intisari/1998/desember/b-nyeri-htm


http://www.home.unpar.ac.id/aloysius/paper-51.PDF#-search=’kelelahan


http://www.cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=-Food&newsno=461.


Tidak ada komentar: